PKS Desak Pemerintah Gencarkan Edukasi ke Masyarakat Mengenai Merebaknya Virus ASF

  

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Aher

Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, dengan tegas mendesak pemerintah untuk meningkatkan upaya edukasi terkait African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika. Dalam sebuah pernyataan kepada media pada Kamis, 18 Mei 2023, Netty menyoroti kekhawatiran bahwa upaya edukasi mengenai virus mematikan ini masih belum memadai. Ia menekankan bahwa kasus-kasus ASF yang terjadi di Luwu Timur dan beberapa daerah lainnya telah menyebabkan kematian ribuan ternak babi. "Masih minimnya edukasi yang dilakukan kepada masyarakat terkait virus ASF ini menjadi perhatian serius. Padahal, kasus di Luwu Timur dan daerah lainnya telah menunjukkan dampak yang parah dengan ribuan ternak babi yang mati," ujar Netty dengan tegas dalam keterangan tersebut. Netty juga mengingatkan bahwa virus ASF, meskipun belum ditemukan menular ke manusia, sangat mudah menular pada babi dan dapat menyebabkan tingkat kematian 100 persen pada komunitas ternak yang terinfeksi.

 Baca Juga: Pegawai BNPT yang Dipecat Mengucapkan Perpisahan

 "Virus ini dapat bertahan lama pada babi yang sudah mati atau di lingkungan sekitarnya. Ternak sehat yang memakan sisa-sisa makanan yang terkontaminasi dengan ASF akan langsung terpapar," jelas Netty, yang juga menjabat sebagai Ketua DPP PKS Bidang Kesejahteraan Sosial. Netty menekankan bahwa penting untuk menyosialisasikan ciri-ciri daging yang terinfeksi, gejala pada ternak yang terpapar, serta tindakan penanganan awal yang cepat kepada masyarakat di daerah-daerah dengan tingkat konsumsi daging babi yang tinggi. Selain itu, Netty mendorong Kementerian dan lembaga pemerintah terkait untuk bekerja secara sinergis dan saling berkoordinasi guna meningkatkan tata kelola kesehatan hewan di Indonesia. "Dampak ekonomi dari ASF ini sangat besar karena dapat menghentikan ekspor babi. Misalnya, Singapura langsung menghentikan impor babi dari Indonesia setelah adanya kasus ASF di Pulau Bulan," kata Netty. "Dengan ditemukannya virus ASF di Pulau Bulan, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian tahun 2021, kita tidak boleh menganggap enteng masalah ini. Ini adalah momentum bagi kita untuk memperbaiki tata kelola kesehatan hewan di Indonesia, agar sektor peternakan yang menjadi sumber pendapatan negara tidak terganggu," tambah Netty.

 Baca Juga: Wakil Menteri ATR/BPN Pilih Fokus pada Tugas Pemerintahan Dan Tolak Maju di Pemilu 2024

 Netty berharap bahwa kejadian ini dapat menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan nyata dalam meningkatkan tata kelola kesehatan hewan di Indonesia. Netty juga menekankan pentingnya belajar dari kesalahan dan memastikan bahwa hal serupa tidak terulang, sehingga potensi sektor peternakan tetap terjaga dan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian negara.

 Dalam mengatasi African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika, Netty Prasetiyani Aher, anggota Komisi IX DPR RI, mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkret.

Dengan meningkatkan upaya edukasi, sinergi antarlembaga, dan perbaikan tata kelola kesehatan hewan, diharapkan Indonesia dapat mengatasi masalah ASF dengan lebih baik dan melindungi sektor peternakan serta ekonomi negara. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama