Tanaman Bawang Merah Diserang Ulat, Petani di Gunungkidul Khawatir Gagal Panen

Petani di Gunungkidul menunjukkan ulat grandul yang menyerang tanaman bawang merah. (foto: iNews.id)



Para petani di Gunungkidul tengah menghadapi masalah serius akibat serangan hama yang menyerang tanaman bawang merah yang mereka pelihara. Dalam upaya meminimalkan kerugian dan menghindari gagal panen, mereka berjuang keras untuk mengatasi serangan ini.

Salah satu petani bawang merah, Sumadi, yang berasal dari Dusun Blimbing, Kalurahan Karangrejek, Wonosari, menyuarakan keluhannya terhadap serangan hama ini. Menurutnya, salah satu hama yang menjadi perhatian utama adalah ulat grayak.

Ulat grayak biasanya muncul menjelang sore hari dan mengamuk dengan memakan batang tanaman bawang merah. Sumadi sudah mencoba berbagai cara untuk membasmi hama ini, termasuk menggunakan obat-obatan. Sayangnya, hasilnya tidak begitu efektif karena ulat tersebut kerap bersembunyi di dalam daun tanaman.

"Dengan terpaksa, kami melakukan penanganan manual dengan mengambil ulat-ulat tersebut menggunakan tangan agar tidak merusak tanaman," ungkap Sumadi kepada wartawan pada Rabu (14/6/2023).

Harapannya adalah agar serangan hama ini tidak semakin meluas sehingga petani tetap dapat panen dengan hasil yang memuaskan. Sumadi berpendapat bahwa serangan hama ini sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca akhir-akhir ini. "Kami berharap dapat tetap memanen dan mendapatkan hasil yang layak dari usaha menanam bawang merah," ujarnya.

Warjiyanto, seorang petani lainnya dari Dusun Blimbing, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap serangan hama ini. Dia menanam bawang merah di lahan seluas 400 meter persegi, dan hampir 10% dari lahan tersebut telah terserang ulat grayak. "Jelas sekali bahwa kondisi ini akan berdampak negatif pada produktivitas yang menurun," ujarnya.

Warjiyanto menyadari bahwa jika serangan ulat hama ini tidak segera ditangani, petani dapat mengalami gagal panen. Namun, dia mengakui bahwa sulit untuk membasmi ulat ini dengan menggunakan obat-obatan yang tersedia. "Kami berharap ada solusi yang tepat. Untuk saat ini, kami melakukan tindakan manual dengan cara mengambil ulat-ulat tersebut satu per satu dari tanaman," ujarrnya.

Selain serangan ulat, petani bawang merah juga menghadapi masalah serangan lalat. Namun, mereka berhasil mengendalikan ancaman serangga ini dengan membuat perangkap berupa jebakan dari botol mineral yang dilapisi lem. "Kami terus berupaya agar serangan hama dapat ditekan sehingga kami tetap dapat memanen hasil yang memuaskan," ujarnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama